Muammar Gaddafi |
Pada tahun 1989, pemerintahan Indonesia menetapkan Aceh sebagai Daerah Operasi Militer (DOM). Angkatan bersenjata Indonesia pun dikerahkan ke Serambi Mekah dalam operasi Jaring Merah. Tujuannya menghancurkan Gerakan Aceh Merdeka.
Di tahun yang sama, pesawat sipil Perancis UTA nomor 772, diledakan oleh kelompok teroris di Niger, Afrika. Ledakan ini, menewaskan 170 penumpang di dalamnya. Tak jauh dari Niger, sebuah negara di Afrika Barat, Liberia pun, tengah dilanda oleh perang sipil antara NPFL, INPFL, dan pemerintahan Liberia.
Peristiwa-peristiwa ini, terlihat tidak memiliki hubungan satu dengan yang lain. Namun, ada sebuah negara yang berperan dibalik layar di setiap peristiwa tersebut. Libya. Semenjak dipimpin oleh Muammar Gaddafi, Libya telah menjadi pusat pelatihan kelompok pemberontak hingga terror di seluruh dunia.
Pemimpinnya kala itu, Muammar Gaddafi bahkan disebut sebagai... [ President AS Reagan: Anjing Gila dari Timur Tengah ini...] [...menginginkan revolusi global.] [ Sebuah Revolusi Islam...] [...yang tentu akan menarget sesama bangsa Arabnya juga.]
Meski dikecam oleh banyak negara Barat, Muammar Gaddafi sangat dicintai masyarakat Libya. Setidaknya, untuk beberapa saat.
Lantas, siapakah Muammar Gaddafi? Teroris? Diktator? Atau Pejuang? Dan apakah perannya bagi Libya? Sejak tahun 1911, daerah yang kini adalah Libya, merupakan jajahan Italia. Lalu, kekalahan Italia selama Perang Dunia II membuat Libya diduduki oleh Sekutu.
Di saat pendudukan Inggris dan Prancis inilah, Muammar Gaddafi lahir pada tahun 1943. Orangtua dari Gaddafi berasal dari suku Bedouin yang hidup sederhana dan tidak bisa membaca. Meski demikian, Gaddafi muda tumbuh dengan penuh gelora. Melalui media koran dan radio “Suara Arab”, Muammar Gaddafi mempelajari betapa bejatnya penjajahan Barat dan Israel.
Dia juga mengagumi tokoh-tokoh lain seperti Gamal Abdel Nasser. Gaddafi juga melihat bagaimana kerajaan Libya yang dinyatakan merdeka pada tahun 1951, tidak membawa perubahan signifikan bagi masyarakatnya. Malahan, hasil dari kekayaan minyak yang ditemukan pada tahun 1959, tidak terbagi rata. Perubahan harus terjadi.
Dan Gaddafi memilih untuk berjuang dari dalam. Pada tahun 1963, dia memilih untuk mengenyam pendidikan militer. Sebagai perwira muda, dia membentuk organisasi rahasia "Free Officers Movement", mengikuti panutannya, Nasser. Setelah mendapat pendidikan tambahan di Inggris, Muammar Gaddafi kembali ke Libya. Dan pada tahun 1969, Gaddafi memimpin 70 perwira lainnya melakukan kudeta. Kerajaan Libya pun digantikan dengan Republik Arab Libya.
Setelah kudeta berhasil, Revolutionary Command Council dibentuk sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di Libya baru. Meski memegang kekuasaan tertinggi, kebijakan dari Republik sangat memihak kepada rakyat. Dengan cepat, Muammar Gaddafi menutup markas militer asing Amerika dan Inggris yang sebelumnya dibiarkan oleh raja Idris.
Menasionalisasi perusahaan dan bank asing, serta membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya bagi rakyat Libya. Hasil kekayaan dari minyak direbut dan dipakai untuk membangun infrastruktur negara. Di tahun 1977, Libya diubah menjadi Jamahiriya Arab Libya. Pendidikan dan kesehatan digratiskan dan perumahan diberikan kepada semua warga secara cuma-cuma. Gaddafi juga memastikan keterlibatan masyarakatnya dalam politik.
Ratusan kongres Rakyat dibentuk untuk menampung aspirasi rakyat yang kemudian akan dibawa ke Kongres Rakyat Umum untuk disahkan dan dieksekusi oleh Komite Rakyat Umum. Hanya saja, partisipasi di kongres-kongres tersebut, dan tak sedikit dari anggotanya, adalah orang pilihan dari Gaddafi sendiri. Segala bentuk organisasi di luar pemerintahan... ...ilegal. Dan segala oposisi yang tidak disukai Gaddafi akan diberantas. Lagipula, Gaddafi memiliki hubungan dekat dengan angkatan bersenjata Libya.
Selain untuk pembangunan, Muammar Gaddafi juga menggunakan kekayaannya untuk mendirikan World Revolutionary Center. Di sini, Gaddafi menampung, melatih, dan mendukung semua gerakan pemberontak yang dianggapnya melawan imperialisme Barat atau Israel. Dari Irlandia, Sierra Leone, Kolombia, Amerika Serikat, Palestina dan masih banyak lagi. Aktivitas ini menaikan pamor Gaddafi. Namun, menambah daftar musuh-musuhnya. Khususnya dari Eropa, Amerika, dan bahkan Afrika.
Meski sudah tertangkap berkali-kali mendukung gerakan terorisme, Muammar Gaddafi tetap mempertahankan kekuasaannya di Libya. Setidaknya, hingga tahun 2011. Pada Februari 2011, seorang pengacara Libya bernama Fathi Terbil, ditangkap. Terbil bukan pengacara semata. Dia mewakili setiap keluarga dari 1000 napi yang dibantai di penjara Abu Salim, 5 tahun silam. Ketika dia ditangkap, protes besar-besaran terjadi di Benghazi yang menuntut pembebasannya. Dan aparat pemerintahan merepresinya dengan brutal. Ironisnya, represi ini malah menyulut lebih banyak masyarakat Libya untuk berdemonstrasi.
Hari demi hari, korban juga turut berjatuhan. Liga Arab telah melarang Libya untuk hadir. PBB hingga Uni Afrika, telah meminta Gaddafi untuk menghentikan kekerasan. Namun tidak didengar. Pada akhirnya, Dewan Keamanan PBB mengadopsi resolusi 1973 pada 17 Maret 2011. Resolusi tersebut mengesahkan segala cara untuk melindungi warga sipil di Jamahiriya Arab Libya. Dan bagi Amerika Serikat dan sekutunya, dokumen ini telah mensahkan invasi ke Libya.
Dua hari kemudian, militer Amerika dan Eropa dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara, mulai menginvasi Libya. Di saat yang bersamaan, Amerika Serikat juga menyokong persenjataan bagi kelompok anti-Gaddafi. Tidak memerlukan waktu yang lama, pada 20 October 2011, Muammar Gaddafi ditangkap dan dibunuh. Pada akhirnya, Libya menjadi satu dari banyak negara Arab yang dilanda "Arab Spring". Pemimpin yang sudah berkuasa sejak 1969 itu pun, sudah hilang. Akan tetapi, kejatuhan dari kekuasaan Gaddafi akan membawa konsekuensi di seluruh Timur Tengah. Hingga sekarang.