Politik Identitas |
Sobat sukses isu permainan politik identitas dan intoleran di pilkada DKI Jakarta di 2017. Sampai saat ini masih saja di dengungkan sekawanan buzzer-buzzer itu. bagaimana tidak? isu itu diibaratkan seolah-olah sebagai penyebab kekalahan Ahok kala itu. Tak dapat di pungkiri aksi-aksi solidaritas yang muncul sebagai trigger yang sifatnya keagamaan itu sendiri atas respon pernyataan mengenai surat almaidah 51 kala itu benar adanya,
tapi di lain sisi menurut Edbert Gani dalam tulisannya bahwa bukan gerakan keagamaan yang menjadi faktor penentu kemenangan Anies Baswedan kala itu dalam temuan itu Gani menemukan kantong-kantong Jokowi Ahok 2012 di beberapa wilayah itu mengalami perpindahan terutama daerah-daerah yang mengalami gusuran.
Hal ini sesuai dengan temuan Ian Wilson seorang peneliti dari Australia yang mengatakan bahwa kemenangan Anies Baswedan adalah sebuah geraka arus bawah, gerakan orang-orang yang terpinggirkan termajinalkan melalui penggusuran oleh kebijakan Basuki cahaya purnama ketika itu menjadi gubernur.
Dan kemudian partai PDI Perjuangan tidak bisa menjadi wadah bagi kaum wong cilik lagi. Karena menggusur wong cilik kala itu, sementara itu menurut arie putra peta elektoral DKI Jakarta jauh hari sebelum pilkada DKI Jakarta di adakan bahwa elektabilitas Ahok tidak naik naik. Antara 40-30-30 yaitu yang cinta mati ma apak Ahok dan swing voters 30 lagi itu adalah yang anti dengan pak Ahok atau gak mungkin milih Ahok.
Jadi sebelum pilkada 2017 peta politik itu sudah seperti itu dan itu terbukti dari hasil pilkada dimana Ahok ga jauh-jauh dari 40 persen. Inilah yang mengakibatkan sekawanan buzzer-buzzer itu terus saja menyanyikan kekalahan pilkada dengan narasi politik identitas dan intoleran. Tentu ini salah kaprah dan salah sasaran jika harus menyudutkan sosok Anies Baswedan jika kita berpegang pada hasil temuan beberapa pengamat politik itu.
Sementara itu menurut eep Saefullah konsultan kemenangan Anies sandi kekalahan Ahok karena suara pemilih nya terkarantina hanya itu saja, tidak bisa menjangkau pemilih lain, tidak menjangkau elektoral baru itulah yang disebut eep Saefullah terkarantina.