Keluarga |
Banyak orang tua yang masih berpikir sayang ke anak itu solusinya hanya uang. Memanjakan anak dengan menghamburkan uang selain untuk pendidikan anak adalah kesalahan terbesar. Padahal ada hal yang lebih penting dari sebelum dan setelah uang yaitu Cinta dan dukungan. Sayang kepada anak itu tidak selalu dengan uang. Pahamilah bahasa cinta dengan akal sehat...
contoh saja
1. mengambil raport,
2. mengantar anak sekolah
3. ajak jalan-jalan sore
4. ajak jumatan/shalat berjamah
5. memuji prestasi anak
6. memeluk atau mengelus anak
7. meminta maaf ke anak
8. bertanya dan dukung apa yang sedang digeluti anaknya.
9. ajak bicara dan ngobrolah seperti teman.
dll...
Banyak orang tua yang masih salah kaprah karena menganggap sayang dan cinta kepada anak itu jawabannya adalah MEMANJANKANNYA DENGAN UANG. uang...uang dan uang...
tapi tidak memperdulikan karakter yang akan membentuk anak itu tumbuh dewasa...
berhati-hatilah janganlah kalian semua menjadi bagian dari orang tua yang hanya bisa memanjakan anak hanya dengan uang...
mau dibantah ya monggo, itu tah cuma teori parenting yang pernah aku baca. semua butuh uang tapi bukan berarti apa-apa kita menyalahkan penyebabnya uang. jangan hanya karena gagal membangun karakter anak terus menyalahkan penyebabnya karena tidak punya banyak uang, akhirnya jadi lupa intropeksi diri apa kekurangan dan kelemahan sebagai sosok orang tua yang baik. ingatlah setiap anak itu tidak minta dilahirkan, dia itu tidak tahu apa-apa. yang pingin punya anak itukan orang tua, jadi tidak perlu merasa berjasa apalagi ungkit-ungkit dan marah-marah ke anak. tidak perlu ditagih dan diungkit-ungkit apa yang sudah orang tua perbuat untuk anaknya. karena itu sudah tanggung jawabnya orang tua dititipin anak sama allah suruh dijaga dan didik dengan baik. kalaupun nanti anak itu tahu balas budi dan berbakti pada orang tua ya itu tergantung bagaimana orang tua mendidik disaat kecil
Tahu ngga? yang mengajari anak meminta maaf dan mengucapkan terimakasih ke orang tua itu ya orang tua itu sendiri. apa susahnya sih mengakui kesalahan ke anak. jika sebagai orang tua terlalu jaim (jaga Image) meminta maaf ke anak. jangan sampai si anak menjadi pribadi yang tidak tahu diri dan tidak tahu berterimakasih ke orang tua karena tidak terbiasa meminta maaf dan berterimakasih
orang tua itu kalau bisa bayar orang lain jadi orang tua anaknya kemungkinan banyak orang tua yang akan bayar orang lain. dan pondok pesantren bukanlah salah satu contohnya...
contoh saja kalau bisa mengambil raport di wakilkan ke orang lain pasti maunya si orang tua bayar orang lain untuk disuruh ambil raport anaknya. tapi tidak selalu cinta dan dukungan itu digantikan uang...
ngambil raport diwakilkan itu hanya gambaran saja bro untuk orang tua yang sebenarnya egois atau males karena seolah-olah apapun bisa bayar orang lain ketimbang menunjukkan rasa peduli dengan memperhatikan perasaan anaknya. disini konteksnya membangun kedekatan bathin (cinta dan dukungan) dengan anak bukan penyebab tidak bisa mengambil raport, kalau misal orang tua memang pada merantau ya itu emang ga bisa...